Jumat, 29 Juni 2012

PDB Tak Sesulit Yang Ku Bayangkan


PDB merupakan singkatan dari Persamaan Diferensial Biasa. PDB adalah suatu mata kuliah yang ada dalam perkuliahan progam studi Pendidikan Matematika di Universitas tempat saya menuntut ilmu. Mata kuliah ini diberikan di semester 6. Karena sekarang saya masuk semester 7, tentunya saya sudah mengambil mata kuliah ini dan sekarang saya ingin men-share-kan sedikit banyak mengenai PDB. 

Untuk mendapatkan mata kuliah ini, saya hanya diberi kesempatan untuk bertatap muka dengan bapak dosen selama 1 x dalam seminggu. Dan setiap pertemuan, kami menghabiskan 3 jam lamanya untuk belajar. Di dalam mata kuliah ini, saya belajar bagaimana mencari persamaan diferensial baru dan mencari solusi / penyelesaian dari persamaan diferensial yang telah ada.
Saat belajar PDB, saya menemukan banyak sekali kesulitan. Saya menemukan banyak rumus yang membuat saya bingung. Ada sekitar 100 lebih rumus untuk menyelesaikan suatu persamaan diferensial. Jujur, sampai detik inipun saya belum dapat menghafal rumus – rumus tersebut. Pendek kata, saya masih bergantung dengan tabel rumus yang telah ada. Jika tidak ada tabel itu, mungkin saya tidak dapat berbuat apa – apa. Selain banyaknya rumus yang harus dipahami, saya juga dituntut untuk mendeferensialkan dan mengintegralkan persamaan secara berulang – ulang. Sangat jauh  berbeda ketika saya berada di bangku SMA. Dulu ketika saya masih di bangku SMA memang sudah belajar bagaimana menurunkan / mendeferensialkan persamaan, namun tingkat kesulitannya masih jauh dibandingkan dengan yang saya pelajari di perkuliahan.
Untuk menyelesaikan persamaan diferensialanpun bukan soal yang  mudah bagi saya.  Saya harus mengidentifikasikan jenis persamaan diferensial yang ada, baru dapat ditemukan solusi / penyelesaian dari persamaan diferensial yang terbentuk. Kesulitan – kesulitan ini yang kerap membuat saya kalah sebelum berperang. Saya sering merasa tak mampu dan selalu pesimis. Saya sadar bahwa daya juang saya lemah. Untuk itu saya memerlukan dukungan dari orang lain. Orang pertama yang saya hubungi ketika saya merasa ragu dan memerlukan dorongan semangat tidak lain dan tidak bukan adalah orang tua saya. Mereka yang membantu membangun kepercayaan diri saya. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah dukungan dari pacar saya. Dialah yang memotivasi saya untuk terus maju dan mencoba sampai saya bisa.
Berkat dorongan dan dukungan dari mereka, semangat saya pulih lagi. Saya mencoba menekuni mata kuliah ini. Berbagai cara saya lakukan, yaitu dengan membentuk kelompok belajar dengan teman – teman yang notabene lebih jago daripada saya. Saya juga mengikuti kelas asistensi yang sebenarnya sangat membosankan. Banyak teman – teman saya yang tidak tertarik mengikuti kelas ini. Bahkan saya pernah mengikuti kelas asistensi yang hanya dihadiri oleh 3 mahasiswa saja termasuk saya. Banyak hal lain yang saya lakukan untuk memperdalam penguasaan saya terhadap materi ini. Dan kalian tahu, usaha saya tidak sia – sia. Saya mendapat nilai A di akhir perkuliahan ini. Saya sangat senang bahkan luar biasa senangnya. Saya sangat puas dan bangga terhadap diri saya. Ternyata saya bisa. Ternyata saya mampu. Saya sadar, sikap saya yang memandang saya tidak mampu, justru akan menghancurkan saya. Dari pengalaman ini, saya dapat memetik suatu pelajaranberharga yaitu kita harus yakin kepada diri kita sendiri bahwa kita adalah seorang yang hebat, yang mampu menyelesaikan segala tantangan yang ada. Kuncinya hanya satu, yaitu tekun untuk selalu mencoba. Percayalah, usaha yang kita lakukan tidak akan pernah sia – sia. Pada waktunya nanti, pasti akan membuahkan hasil yang patut kita banggakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...