Pavita Ardhani Sugiarto Putri (11) siswi SD Muhammadiyah 1 Krian, Sidoarjo, membuat prestasi
spektakuler. Ia berhasil menjuarai olimpiade internasional matematika,
Wizards at Mathematics International Competition (WIZMIC) di Kota
Lucknow, India.
Bocah yang punya kegemaran berhitung mata pelajaran matematika ini
meraih 1 emas dan 2 perunggu dalam WIZMIC itu. Dia berjuang keras
menyisihkan pesaingnya dari berbagai negara sejak 20-22 Oktober 2011
lalu.
Menurut pengakuan siswa kelas 6 SD ini, kepiawaiannya dalam mengolah
dan memecahkan soal berhitung ini berawal dari hobi menghitung. Dia
mengikuti pelajaran matematika di sekolahnya ibaratnya sudah menjadi
makanan pokok. Matematika baginya merupakan mata pelajaran yang sangat
disukai. Bahkan, mata pelajaran itu mendapat tempat istimewa di hati
gadis yang selalu tampak ceria ini.
Makanya, wajar jika dia meraih prestasi luar biasa di ajang
internasional. Dia sukses mengharumkan nama darah dan bangsa Indonesia.
Apa komentar dia, soal prestasinya itu, terutama yang berkaitan dengan
persiapan menghadapi olimpiade tersebut?
“Saya tidak ada persiapan khusus dalam perlombaan itu. Hanya saja
saya rutin dan tekun untuk mengikuti bimbingan belajar dan juga berdoa
supaya bisa memenangi perlombaan tersebut,” katanya di terminal kedatangan domestik Bandara Internasional Juanda di Sidoarjo, (27/10).
Ia menegaskan, “Sekali lagi, tidak ada persiapan khusus dan saya
memang mencoba untuk mendalami ilmu matematika yang telah diperoleh di
sekolah dan juga lebih rutin mengerjakan soal untuk persiapannya ini,” ucapnya.
Menurut siswa yang menyukai ilmu aljabar sejak kecil ini, dirinya
berhasil menyabet medali emas tersebut saat bertanding dalam kelompok
beregu bersama dengan tiga orang rekannya yang berasal dari Indonesia.
“Dalam soal beregu atau tim tersebut mendapatkan sepuluh soal
masing-masing delapan soal dikerjakan sendiri-sendiri dan sisanya dua
soal dikerjakan secara bersama-sama,” paparnya.
Anak dari pasangan Sugiharto dan Rini Puspitasari dari Desa Semambung
Driyorejo, Gresik ini mengaku akan terus bekerja keras untuk terus
mengerjakan soal matematika karena sejak kecil dirinya memang sudah
menyukai ilmu matematika.
Juara di Singapura
Selain di Lucknow, India, Pavita Ardhani juga berhasil menjuarai
lomba matematika tingkat internasional yakni International Mathematic
Contest (IMC) 2011 yang digelar di Global Indian School di Singapura
pada 30-31 Juli lalu.
“Tidak ada persiapan khusus dalam perlombaan itu, hanya saja saya
rutin dan tekun untuk mengikuti bimbingan belajar selama dalam masa
karantina di Bogor,” katanya.
Ia mengemukakan, dalam perlombaan tersebut, dirinya membawa pulang
medali perunggu dan berhasil menyisihkan ratusan peserta dari berbagai
negara di dunia. “Sekali lagi, tidak ada persiapan khusus hanya
selama empat hari persiapan, saya memang mencoba untuk mendalami ilmu
matematika yang telah diperoleh di sekolah dan juga lebih rutin
mengerjakan soal untuk persiapannya di IMC 2011,” katanya.
Siswa yang menyukai ilmu aljabar ini menjelaskan, dirinya berhasil
menyabet medali perunggu saat bersaing bersama ratusan peserta dari
berbagai negara.
Meski demikian, ia mengaku belum sepenuhnya dapat mengerjakan 18 soal
yang diberikan. Dari jumlah soal yang diberikan tersebut, Pavita
mengaku kesulitan mengerjakan dua soal uraian yang diberikan. “Saya kesulitan mengerjakan soal uraian. Karena diperintahkan harus menjelaskan secara detail,” katanya.
Sedangkan, untuk sisa soal yakni delapan isian singkat serta delapan
pilihan ganda mampu dia selesaikan dengan cepat. Ia menceritakan, waktu
90 menit yang diberikan pun mampu dia gunakan semaksimal mungkin untuk
menyelesaikan soal tersebut. “Saya hanya kesulitan mengerjakan soal uraian saja, sedangkan isian singkat dan pilihan ganda bisa saya kerjakan,” kata siswa yang mempunyai hobi membaca itu.
Dia mengungkapkan, saat lomba dirinya memang memfokuskan untuk
mengerjakan isian singkat dan soal pilihan ganda. Pasalnya, dua model
soal tersebut mempunyai bobot nilai yang cukup tinggi dibandingkan
dengan soal uraian yang diberikan.
“Terlebih lagi, materi soal dalam dua model soal tersebut menjadi
kegemarannya. Di antaranya, materi bilangan, kombinasi angka serta
beberapa rumus kecepatan,” katanya.
Cinta Matematika
Kesuksesan Pavita memperoleh medali di India & Singapura memang
tidak terlepas dari kecintaannya pada mata pelajaran hitung-menghitung
ini.
Saat menginjak SD pun dia selalu aktif mengerjakan soal matematika
baik itu soal dari guru matematika dan soal yang dia cari dalam jaringan
(internet). “Minimal sehari mengerjakan dua soal matematika. Jika soal itu sulit, solusinya jangan mudah menyerah dan terus berusaha,” katanya.
Kepala Sekolah SD Muhammadiyah I Krian, Nur Azizah, mengaku senang dengan apa yang prestasi yang diperoleh siswanya ini. “Kami
berharap, Pavita akan terus berkarya untuk mempertahankan prestasi
matematikanya di sekolah lanjutan kelak, menyusul saat ini Pavita sudah
menginjak kelas enam dan akan lulus,” ujarnya.
Humas SD Muhammadiyah I Krian, Hamim Efendi mengaku bangga dengan
prestasi anak didiknya yang mampu meraih prestasi di tingkat
internasional itu. “Kami berharap, prestasi Pavita dapat diikuti
siswa lain. Dan kami juga mempunyai komunitas ‘sains’ untuk menampung
siswa-siswa yang gemar pada mata pelajaran tersebut. Diharapkan prestasi
dari even nasional dan internasional terus lahir dari bakat dan
prestasi siswa,” katanya.
Kurang Perhatian & Penghargaan
Sayangnya, meski telah berhasil mengharumkan nama Indonesia di level
dunia, keberhasilan bocah ini kurang mendapat perhatian dari pemerintah
setempat. Tidak ada satupun penghargaan atau perhatian khusus kepada
sang bocah.
Ironisnya, Dinas Pendidikan Sidoarjo selaku pihak terkait tidak tahu
jika ada anak didiknya yang berhasil menjuarai olimpiade matematika
tingkat dunia di India.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar