PDB
merupakan singkatan dari Persamaan Diferensial Biasa. PDB adalah suatu mata
kuliah yang ada dalam perkuliahan progam studi Pendidikan Matematika di
Universitas tempat saya menuntut ilmu. Mata kuliah ini diberikan di semester 6.
Karena sekarang saya masuk semester 7, tentunya saya sudah mengambil mata
kuliah ini dan sekarang saya ingin men-share-kan sedikit banyak mengenai PDB.
Untuk
mendapatkan mata kuliah ini, saya hanya diberi kesempatan untuk bertatap muka
dengan bapak dosen selama 1 x dalam seminggu. Dan setiap pertemuan, kami
menghabiskan 3 jam lamanya untuk belajar. Di dalam mata kuliah ini, saya
belajar bagaimana mencari persamaan diferensial baru dan mencari solusi / penyelesaian
dari persamaan diferensial yang telah ada.
Saat
belajar PDB, saya menemukan banyak sekali kesulitan. Saya menemukan banyak
rumus yang membuat saya bingung. Ada sekitar 100 lebih rumus untuk
menyelesaikan suatu persamaan diferensial. Jujur, sampai detik inipun saya
belum dapat menghafal rumus – rumus tersebut. Pendek kata, saya masih
bergantung dengan tabel rumus yang telah ada. Jika tidak ada tabel itu, mungkin
saya tidak dapat berbuat apa – apa. Selain banyaknya rumus yang harus dipahami,
saya juga dituntut untuk mendeferensialkan dan mengintegralkan persamaan secara
berulang – ulang. Sangat jauh berbeda
ketika saya berada di bangku SMA. Dulu ketika saya masih di bangku SMA memang
sudah belajar bagaimana menurunkan / mendeferensialkan persamaan, namun tingkat
kesulitannya masih jauh dibandingkan dengan yang saya pelajari di perkuliahan.
Untuk
menyelesaikan persamaan diferensialanpun bukan soal yang mudah bagi saya. Saya harus mengidentifikasikan jenis persamaan
diferensial yang ada, baru dapat ditemukan solusi / penyelesaian dari persamaan
diferensial yang terbentuk. Kesulitan – kesulitan ini yang kerap membuat saya
kalah sebelum berperang. Saya sering merasa tak mampu dan selalu pesimis. Saya
sadar bahwa daya juang saya lemah. Untuk itu saya memerlukan dukungan dari
orang lain. Orang pertama yang saya hubungi ketika saya merasa ragu dan
memerlukan dorongan semangat tidak lain dan tidak bukan adalah orang tua saya.
Mereka yang membantu membangun kepercayaan diri saya. Dan yang tidak kalah
pentingnya adalah dukungan dari pacar saya. Dialah yang memotivasi saya untuk
terus maju dan mencoba sampai saya bisa.
Berkat
dorongan dan dukungan dari mereka, semangat saya pulih lagi. Saya mencoba
menekuni mata kuliah ini. Berbagai cara saya lakukan, yaitu dengan membentuk
kelompok belajar dengan teman – teman yang notabene lebih jago daripada saya.
Saya juga mengikuti kelas asistensi yang sebenarnya sangat membosankan. Banyak
teman – teman saya yang tidak tertarik mengikuti kelas ini. Bahkan saya pernah
mengikuti kelas asistensi yang hanya dihadiri oleh 3 mahasiswa saja termasuk
saya. Banyak hal lain yang saya lakukan untuk memperdalam penguasaan saya
terhadap materi ini. Dan kalian tahu, usaha saya tidak sia – sia. Saya mendapat
nilai A di akhir perkuliahan ini. Saya sangat senang bahkan luar biasa
senangnya. Saya sangat puas dan bangga terhadap diri saya. Ternyata saya bisa.
Ternyata saya mampu. Saya sadar, sikap saya yang memandang saya tidak mampu,
justru akan menghancurkan saya. Dari pengalaman ini, saya dapat memetik suatu
pelajaranberharga yaitu kita harus yakin kepada diri kita sendiri bahwa kita
adalah seorang yang hebat, yang mampu menyelesaikan segala tantangan yang ada.
Kuncinya hanya satu, yaitu tekun untuk selalu mencoba. Percayalah, usaha yang
kita lakukan tidak akan pernah sia – sia. Pada waktunya nanti, pasti akan
membuahkan hasil yang patut kita banggakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar